TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG DI DERAJA CATERING -- WA 0812 9398 2050 -- HARGA DAPAT DISESUAIKAN DENGAN ANGGARAN ANDA

Nasi Kuning

Nasi kuning adalah makanan khas Indonesia. Makanan ini terbuat dari beras yang dimasak bersama dengan kunyit serta santan dan rempah-rempah. Dengan ditambahkannya bumbu-bumbu dan santan, nasi kuning memiliki rasa yang lebih gurih daripada nasi putih. Nasi kuning adalah salah satu variasi dari nasi putih yang sering digunakan sebagai tumpeng. Nasi kuning biasa disajikan dengan bermacam lauk-pauk khas Indonesia.
Dalam tradisi Indonesia warna nasi kuning melambangkan gunung emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Oleh sebab itu nasi kuning sering disajikan pada peristiwa syukuran dan peristiwa-peristiwa gembira seperti kelahiran, pernikahan dan tunangan. Dalam tradisi Bali, warna kuning adalah salah satu dari empat warna keramat yang ada, disamping putih, merah dan hitam. Nasi kuning oleh karena itu sering dijadikan sajian pada upacara kuningan.
Di Deraja katering paket nasi kuning Rp. 30.000,- terdiri dari :
  1. Nasi kuning gurih
  2. Ayam goreng/bakar/panggang
  3. Sambel goreng ati 
  4. Kering tempe
  5. Telor dadar
  6. Krupuk
  7. Buah
  8. Air mineral gelas

Nasi Uduk

Nasi uduk adalah nama sejenis makanan terbuat dari bahan dasar nasi putih yang diaron dan dikukus dengan santan dari kelapa yang di parut, serta dibumbui dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai dan merica. Makanan ini kemudian dihidangkan dengan emping goreng, tahu goreng, telur dadar/ telur goreng yang sudah diiris-iris,abon, kering tempe, bawang goreng, ayam goreng, timun dan sambal dari kacang. Makanan ini biasanya lebih sering dijual di pagi hari untuk sarapan dan malam hari untuk makan malam.Pada malam hari,biasanya nasi uduk dijual di warung pecel lele,yaitu warung yang menjual nasi uduk beserta lauknya,seperti : lele, ikan mas, ayam bakar dan goreng, dan lain lain.
Di Deraja Katering paket nasi uduk Rp. 25.000,- terdiri dari :
  1. Nasi gurih/uduk
  2. Ayam goreng
  3. Semur tahu/ tempe/telor
  4. Bihun goreng
  5. Bakwan jagung
  6. Sambal
  7. Krupuk
  8. Buah
  9. Air mineral gelas

Nasi Ulam Betawi

Nasi ulam adalah hidangan nasi yang dicampur berbagai bumbu dan rempah, khususnya daun pegagan (Centella asiatica) atau kadang diganti daun kemangi, sayuran, dan berbagai bumbu, serta ditemani beberapa macam lauk-pauk. Hidangan ini berasal dari khazanah hidangan Melayu, dan terdapat banyak resep dan variasi yang ditemukan baik di Indonesia maupun Malaysia.
Di Indonesia, nasi ulam dapat ditemukan dalam seni kuliner suku Betawi, ataupun suku Melayu di Sumatra, serta ditemukan juga di Bali. Nasi ulam Betawi terdapat dua jenis, nasi ulam berkuah (basah) yang berasal dari Jakarta Utara dan Pusat, serta nasi ulam kering (tidak berkuah) yang ditemukan di Jakarta Selatan. Di Indonesia nasi ulam biasanya dicampur daun kemangi, sambal, dan ditaburi kacang tanah tumbuk, kerisik, atau serundeng (kelapa parut sangrai). Di atas nasi ulam biasanya ditambahkan berbagai macam lauk-pauk teman nasi, seperti dendeng, telur dadar, perkedel, tahu goreng, tempe, dan krupuk.
Di Deraja Katering paket nasi ulam betawi 
Rp. 30.000,- terdiri dari :
  1. Nasi gurih
  2. Ayam bakar
  3. Semur tahu 
  4. Terong balado
  5. Lalapan
  6. Sambal
  7. Buah
  8. Air mineral gelas

Nasi Timbel

Nasi Timbel Atau dalam Bahasa Sunda adalah Sangu Timeul adalah masakan Indonesia Khas Sunda, Jawa Barat, Nasi Timbel sama dengan Nasi pada umumnya, akan tetapi nasi timbel dibungkus dengan daun pisang, dan juga Nasi yang digunakan pun nasi yang Pulen dalam Bahasa Sunda, Biasanya Beras yang dipakai buat Nasi Timbel adalah jenis Beras Bagolo atau Beras Merah Campuran.

Di Deraja Katering menu paket nasi timbel 
Rp. 30.000,- terdiri dari :
  1. Nasi putih
  2. Ayam goreng
  3. Tahu Tempe goreng
  4. Sayur asem
  5. Lalapan
  6. Krupuk
  7. Buah
  8. Air Mineral gelas

Nasi Pecel

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2qO0YfvhEIWCyoDjiC29_MwWgtWGThNtiK2gI0dXp8aqD7M_Uo4xGNW5eDVCVDf731PTCdnhV2zqQOX9DTLHeLcdRGWZMRjMRGdw6xRVHL92lyq1M4vqzlVGDpKh7WnM3d_m1cr-uxTH8/s1600/1.pecel.jpgPecel ialah suatu makanan yang menggunakan bumbu kacang sebagai komposisi utamanya dan disatukan dengan aneka jenis-jenis lainnya. Belum diketahui secara pasti darimana kata "pecel" dan pecel itu berasal. Dalam Bahasa Jawa pecel dapat diartikan dengan "tumbuk" atau "dihancurkan dengan ditumbuk". Beberapa daerah mengklaim mempunyai ke-khasan sendiri pada pecel di tiap- tiap kota. Namun menurut sejarah, pecel sangat familiar di daerah karesidenan Madiun, Jawa Timur.
Diperkirakan Pecel berasal dari kota Ponorogo, hal itu dikarenakan adanya kuliner Sate Ayam Ponorogo dan pentol goreng (biasa disebut pentol korea, singkatan dari kota reog asli) yang menggunakan bumbu kacang sebagai komposisi utama, yang juga merupakan komposisi bumbu utama pada sajian kuliner Pecel. Makanan ini juga mirip dengan Gado-Gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Pecel juga memiliki berbagai macam tekstur, namun biasanya tekstur pecel adalah kasar dengan kacang yang tidak hancur merata.
Olahan-olahan dari pecel sendiri adalah macam-macam. Namun pecel dapat digunakan sebagai campuran rujak, campuran ketupat, dan sebagainya. Penggunaan pecel itu sendiri beragam, mulai dari nasi pecel hingga lontong pecel. Pecel bukan hanya dapat dikonsumsi sebagai makanan yang sederhana, namun pecel juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan wajib untuk menambah protein. Bahkan, salah satu kota di Jawa Timur menyatakan bahwa pecel dijadikan sebagai makanan yang paling populer di semua kalangan.
Pecel merupakan makanan yang terdiri dari sayur yang direbus dan lauk yang dihdangkan dengan alas yang berbeda seperti di atas piring lidi yang disebut ingke, pincuk daun pisang, di atas tampah bambu, sesuai dengan ciri khas kota asal pecel, biasanya berbeda karena tiap daerah memiliki ciri tersendiri. Sayuran yang dihidangkan antara lain kacang panjang, taoge, mentimun, daun singkong, daun kemangi dan masih banyak variasi lain sesuai selera. Bumbu kacang yang disiramkan di atas pecel disebut "bumbu pecel" yang terdiri dari kencur, gula merah, garam, cabai, daun jeruk, dan kacang tanah sangrai yang dicampur, ditumbuk atau diulek.[1] Ada juga yang menambahkan daun jeruk purut, bawang putih, dan asam jawa dalam campuran air hangat untuk mencairkan bumbu kacang. Umumnya, di setiap kabupaten di Jawa Timur terdapat makanan pecel.
Ada juga yang menambahkan daun jeruk purut, bawang putih, dan asam jawa dalam campuran air untuk mencairkan bumbu kacang. Umumnya, di setiap kabupaten di Jawa Timur terdapat makanan pecel. Pecel asli menggunakan cita rasa yang pedas menyengat sesuai ciri masakan Jawa Timuran. Akan tetapi dalam kenyataannya Pecel dianggap sebagai makanan khas Madiun walaupun sebenarnya tidaklah demikian.

Masakan Padang

Masakan Padang adalah nama yang digunakan untuk menyebut segala jenis masakan yang berasal dari kawasan Minangkabau, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Semua jenis masakan ini lebih populer dengan sebutan masakan Padang. Meskipun sesungguhnya berbagai resep masakan Sumatera Barat mayoritas tidak berasal dari kota Padang, misalnya kota Bukittinggi, Solok,Padang Pariaman, Payakumbuh, dan sebagainya juga dikenal memiliki tradisi kuliner yang kaya. Rumah makan Padang atau rumah makan urang awak adalah sebutan untuk usaha rumah makan yang khusus menyajikan masakan Padang di luar daerah.

Pengelolaan

Penentuan lokasi tempat usaha bagi rumah makan masakan padang merupakan langkah utama untuk menentukan dapat sukses atau tidak usaha ini. Pada umumnya manajemen rumah makan Padang dikelola oleh keluarga atau kaum kerabat sekampung. Pengelola rumah makan Padang banyak menganut falsafah Minang yang demokratis, seperti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, hal ini terlihat dari pembagian keuntungan yang dibagikan setiap seratus hari kerja, dengan sistem bagi hasil berdasarkan indeks prestasi. Cara seperti ini, akan mendorong karyawan untuk berprestasi, mereka akan berusaha melayani tamu sebaik-baiknya agar tamu mau datang kembali. Sistem bagi hasil seperti ini menjadikan karyawan merasa ikut memiliki perusahaan. Untuk memahami pengelolaan rumah makan, setiap karyawan harus melewati proses pengkaderan lengkap khas rumah makan. Biasanya karier mereka dimulai dari pencuci piring, kemudian meningkat sebagai penyiap makanan, pelayan tamu, kasir, hingga menjadi manajer.

Cara penyajian hidangan

Pelayan di rumah makan Padang.
Pelayan rumah makan Padang kebanyakannya pria. Pelayan rumah makan Padang mempunyai keunikan dalam menyajikan hidangan. Mereka akan membawa sejumlah piring hidangan secara sekaligus dengan bertingkat-tingkat/bertumpuk-tumpuk dengan kedua belah atau sebelah tangan saja tanpa jatuh. Hal ini merupakan atraksi yang cukup menarik bagi para pengunjungnya. Kemudian semua piring-piring kecil yang berisikan hidangan ini disajikan kepada tamu. Tamu bisa mengambil makanan yang ia sukai dan hanya membayar makanan yang diambil. Jika sudah selesai makan, pelayan akan memeriksa hidangan apa saja yang telah dimakan oleh tamu. Cara penyajian yang unik ini berbeda dengan kebanyakan restoran lainnya. Umumnya jika tamu masuk ia akan disodori menu dan akan memesan makanan dari menu tersebut.

Jaringan

Jaringan rumah makan Padang berkembang dari Sumatera ke Jawa dan Bali. Di Bali ada sekitar 100 rumah makan Padang. Data lain dari Ikatan Warung Padang Indonesia (Iwapin) mencatat, di wilayah Jakarta dan sekitarnya ada sekitar 20.000 rumah makan Padang. Bahkan ada yang di luar negeri.

Menu

Berbagai sajian lauk Nasi Kapau, masakan Minangkabau Bukittinggi

Masakan Padang termasuk jenis masakan yang dapat dihidangkan kapan pun. Rumah makan Padang menawarkan keanekaragaman jenis masakan seperti rendang, gulai tunjang, gulai gajebo, soto Padang, dendeng balado, ayam pop, dan gulai kepala ikan kakap disertai Samba Lado (dikenal sebagai Sambal Balado di daerah jawa). Banyak rumah makan Padang yang masih mengimpor bahan dari ranah Minang, misalnya mendatangkan ikan bilis asli dari Sumatera Barat. Pengelola rumah makan Padang juga mempertahankan keaslian rasa masakan Minang dengan menggunakan juru masak yang berasal dari Sumatera Barat. Atau setidaknya mereka meminta bantuan orang dari Sumatera Barat untuk menjaga kualitas dan cita rasa masakan.
Beberapa pengelola rumah makan perlu mempertimbangkan kemampuan lidah konsumen di luar komunitas Minang, apalagi orang asing, misalnya mengurangi tingkat kepedasan. Dari beberapa jenis masakan Minang yang di sebutkan di atas, masakan lainnya seperti Ayam dan Itik lado ijau, baluik lado ijau (belut goreng cabe hijau), samba lado pukek, samba lado tanak, tidak kalah populernya dan juga diminati banyak orang. Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke restoran-restoran Minang untuk mecoba kelezatan masakan Minangkabau.

Masakan Sunda

Masakan Sunda adalah masakan dari masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Ini adalah salah salah satu makanan yang paling populer di Indonesia. Makanan Sunda memiliki ciri kesegaran bahannya, lalap terkenal dimakan dengan sambal dan juga karedok menunjukkan kegemaran orang Sunda terhadap sayuran mentah segar. Berbeda dengan masakan minangkabau yang kaya rasa dan pedas dengan kandungan bumbu kari dan santan yang kental, masakan Sunda menampilkan citarasa yang ringan, sederhana, dan jelas; berkisar antara gurih asin, asam segar, manis ringan, dan pedas.
Sambal terasi adalah bumbu penyerta yang paling lazim dalam hidangan Sunda, dimakan dengan lalab atau tahu dan tempe goreng. Sayur asem dengan kuah berbumbu asam jawa mungkin adalah sayur yang paling populer dalam hidangan Sunda. Jenis sayuran populer lain adalah Soto Bandung, sejenis soto dengan irisan daging sapi dan lobak, serta mie kocok, sejenis mi dengan daging sapi dan kikil.

Bahan pangan

Ikan air tawar seperti ikan mas, gurami, ikan nila, dan lele lazim dikonsumsi dengan dimasak secara dibakar atau digoreng, umumnya disajikan dengan sambal dan kecap manis. Orang Sunda dikenal menggemari ikan asin dari hidangan laut. Berbagai hidangan ikan laut yang diasinkan seperti ikan asin bulu ayam, teri, cumi-cumi, jambal, ikan peda asin, dan ikan pari asin lazim ditemukan dalam hidangan Sunda sehari-hari. Pais atau pepes adalah cara memasak dengan menggunakan daun pisang sebagai pembungkus bahan pangan. Metode pepes ini sangat lazim ditemukan dalam seni memasak Sunda. Di antaranya, pais lauk emas atau pepes ikan mas adalah jenis pepes yang paling digemari.
Daging ayam biasanya digoreng atau dipanggang, juga biasanya disajikan dengan sambal dan kecap manis. Bakakak hayam adalah ayam bakar khas Sunda. Kadang kala ayam juga dapat dimasak sebagai pepes atau sop. Daging merah seperti daging sapi, kerbau, kambing, dan domba dapat dibumbui dengan campuran bumbu dan gula jawa dan digoreng menjadi empal gepuk yang ditaburi bawang goreng. Daging sapi dan kentang kadang kala dimasak dalam bumbu kecap manis sebagai semur daging. Hati sapi dan jengkol juga lazim dimasak semur. Daging kambing dan domba biasanya dijadikan sate, sate khas Sunda adalah sate maranggi dengan bumbu mengandung kecombrang. Gulai kambing dan empal gentong dari Cirebon juga populer sebagai sup daging.
Jika tradisi masakan Jawa menggemari tempe, orang Sunda amat menggemari oncom, keduanya adalah hasil fermentasi dengan jenis kapang yang berbeda; tempe dibuat dari kacang kedelai, sedangkan oncom dibuat dari kacang tanah. Seni memasak Sunda mengembangkan cara memasak dengan metode fermentasi, misalnya oncom, tauco (hasil adaptasi masakan Tionghoa Indonesia), atau makanan ringan seperti peuyeum (tapai) baik dari beras ketan atau singkong.

Rumah makan Sunda

Di rumah makan atau warung nasi Sunda, lazim makan dengan hanya menggunakan tangan. Biasanya disediakan kobokan, semangkuk air bersih yang kadang diberi irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar. Kobokan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan sesudah makan. Kobokan biasanya juga disediakaan di rumah makan Padang dan rumah makan hidangan laut.
Rumah makan tradisional Sunda dan Jawa biasanya menyajikan cara bersantap secara lesehan; yaitu makan sambil duduk di atas tikar. Makanan biasanya disajikan di atas meja rendah, atau kadang diatas tikar. Cara makan ini sama dengan cara bersantap tradisional Jepang di atas tatami. Rumah makan tradisional Sunda di daerah pedesaan ada yang bergaya saung, yaitu beberapa bangunan rumah panggung kecil yang umumnya dibangun di atas kolam ikan. Kolam ikan itu biasanya sekaligus memelihara ikan mas dan gurami yang dapat dipilih langsung oleh pelanggan untuk langsung dimasak.
Dalam kebudayaan populer Indonesia, rumah makan Sunda biasanya dapat dicirikan dengan nama "Kuring", sehingga muncul salah kaprah mengenai makanan istilah "masakan kuring". Istilah kuring dalam bahasa Sunda berarti 'saya', 'aku' atau gue secara informal, santai, dan agak kasar. Penamaan ini akibat berbagai rumah makan berusaha meniru nama rumah makan Sunda terkenal Lembur Kuring (Bahasa Sunda: "Kampung Halamanku"). Beberapa contoh rumah makan Sunda antara lain Lembur Kuring, Sari Kuring, Ponyo, Boboko, Mang Engking, Ma' Uneh, Sindang Reret, Dapur Sunda, Bumbu Desa, Laksana, dan Ampera.

Hidangan


Nasi timbel dara goreng, nasi timbel dengan merpati goreng, tempe, tahu dan lalap.

Lalab, sayuran mentah dengan sambal.

Sayur asem, lalab, nasi merah, ikan asin, sambal, dan karedok.
  • Nasi timbel, merujuk kepada cara memasak dengan membungkus nasi panas di dalam daun pisang. Panas nasi menjadikan aroma daun pisang luruh dan menambah aroma nasi. Caranya hampir sama dengan membuat lontong; ditekan, dipadatkan, dan digulung dengan daun pisang; biasnya disajikan bersama beberapa pilihan lauk-pauk teman nasi seperti ayam, bebek, atau merpati goreng, empal gepuk, jambal roti, tahu, tempe, sayur asem, lalab dan sambal. Nasi timbel pada perkembangannya mengilhami resep nasi bakar.
  • Nasi Liwet Sunda, cara masak nasi dalam tungku dengan nasi dibumbui sereh dan laos serta daun salam. Untuk menambah rasa ada yang menambahkan ikan asin.[1]
  • Nasi Tutug Oncom, nasi yang dinanak dengan campuran oncom, bawang merah, dan kencur, biasanya disajikan dengan krupuk, sambal terasi, dan teri asin.
  • Lalab, sayuran mentah disajikan dengan sambal
  • Sambal terasi, sambal ulek dengan terasi
  • Karedok, sayuran mentah dengan bumbu kacang
  • Lotek, sayuran rebus dengan bumbu kacang
  • Sayur Asem, sayur dengan citarasa asam jawa.
  • Oncom, fermentasi kacang tanah mirip dengan tempe. Oncom dapat digoreng, dijadikan pepes, atau ditumis dengan sayuran seperti Ulukutek Leunca (leunca) atau Oncom Peuteuy (dicampur petai).
  • Tumis Tauco, Tahu ditumis dengan tauco.
  • Tumis Kangkung, kangkung tumis.
  • Aneka Pepes, pepes adalah cara memasak dengan membungkus bahan pangan di dalam daun pisang yang kemudian dimasak (dipanaskan), berbagai bahan pangan dapat dijadikan pepes, seperti ikan mas, teri, oncom, leunca, jamur, telur asin, tahu, dan lain-lain. Salah satu yang paling terkenal adalah Pais Lauk Emas (pepes ikan mas).
  • Aneka Ikan Bakar, aneka ikan bakar disajikan dengan cocolan sambal dan kecap. Ikan mas, gurami, ikan nila, dan lele lazim disajikan.
  • Aneka Ikan Goreng, aneka ikan goreng disajikan dengan cocolan sambal dan kecap. Ikan mas, gurami, ikan nila, dan lele lazim disajikan, tetapi Gurame Kipas adalah salah satu yang paling populer.
  • Aneka Ikan Asin, ikan asin seperti peda, jambal, pari, ikan asin bulu ayam, teri, dan cumi asin; juga ikan gabus.
  • Bakakak hayam, ayam panggang ala Sunda
  • Empal Gepuk, daging sapi goreng bercitarasa manis
  • Soto Bandung, soto daging sapi dan lobak
  • Soto Mie, soto dengan mi, bihun, lumpia, kikil atau urat sapi
  • Mie Kocok, mi dengan kikil dan urat sapi
  • Sate Maranggi, sate kambing atau domba khas Sunda dengan bumbu kecombrang
  • Gulai Kambing, gulai daging kambing
  • Empal Gentong, daging dan jeroan kambing dari Cirebon
  • Laksa Bogor, sejenis variasi laksa dari Bogor
  • Kupat Tahu, ketupat, tahu, bihun, taoge, dengan bumbu kacang
  • Asinan, sayuran atau uah-buahan yang diawetkan dengan cara diasinkan atau diacar
  • Baso Tahu, mirip dimsum, tahu dan daging ikan kukus, sama dengan Siomay Bandung.
  • Batagor, Baso Tahu Goreng.

Kudapan


Tahu Sumedang.
  • Surabi
  • Tahu Sumedang
  • Tahu Gejrot
  • Bala-bala
  • Cireng, Aci goreng (Bahasa Sunda: "gorengan tepung sagu")
  • Cilok, Aci dicolok (Bahasa Sunda: "tepung sagu dicolok")
  • Cimol, bola sagu
  • Colenak, Dicocol enak (Bahasa Sunda: "dicelup enak")
  • Leupeut, compacted rice with or without filling, wrapped in young coconut leaf
  • Peuyeum sampeu
  • Peuyeum ketan
  • Comro, Oncom dijero (Bahasa Sunda: "oncom di dalam")
  • Misro, Amis dijero (Bahasa Sunda: "manis di dalam")
  • Odading
  • Dodol Garut, dodol dari Garut.
  • Kolontong
  • Opak
  • Ranginang
  • Kalua
  • Ladu

Pernikahan Adat Surakarta

Di Indonesia terkenal dengan beraneka suku, budaya, adat istiadat, bahasa, busana adat dan sebagainya. Dalam acara pernikahan pun acara sakral adat menjadi pilihan yang turun menurun yang terjadi banyak upcara. Untuk upacara adat jawa yaitu Surakarta memiliki tata cara khas dan tradisional.  



Lamaran

Keluarga calon mempelai pria mendatangi (atau mengirim utusan ke) keluarga calon mempelai perempuan untuk melamar putri keluarga tersebut menjadi istri putra mereka. Pada acara ini, kedua keluarga jika belum saling mengenal dapat lebih jauh mengenal satu sama lain, dan berbincang-bincang mengenai hal-hal yang ringan. Biasanya keluarga dari calon mempelai perempuan yang mempunyai hak menentukan lebih banyak, karena merekalah yang biasanya menentukan jenis pernikahannya:
  • Paes Agung yaitu pernikahan agung
  • Paes Kesatriyan yaitu pernikahan jenis ksatria yang lebih sederhana
Jika lamaran diterima, maka kedua belah pihak akan mulai mengurus segala persiapan pernikahan.

Persiapan Pernikahan

Setelah lamaran diterima, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah mempersiapkan pesta pernikahan. Pesta pernikahan Jawa adat Surakarta yang lengkap memerlukan banyak hal, dan pesta tersebut tidak dapat terlaksana tanpa bantuan seorang profesional. Orang yang bertanggung jawab mengatur segala persiapan pernikahan adat Jawa tersebut disebut Pemaes yang mewakili mempelai perempuan. Pemaes atau juru rias ini antara lain bertanggung jawab mengatur pakaian dan rias muka yang akan dikenakan oleh kedua pengantin. Selain itu panitia yang terdiri dari sang Pemaes dan kerabat-kerabat dekat pengantin juga mengatur berbagai hal seputar pesta yang akan dilangsungkan:
  • makanan dan minuman yang akan disajikan
  • tari-tarian dan musik (biasanya musik gamelan)yang akan mengiringi pesta
  • pembawa acara (emcee) yang akan diundang
  • acara Siraman
  • acara Ijab dan saksi-saksinya
  • kata sambutan
  • keamanan, transportasi, komunikasi, dokumentasi
  • sewa gedung (akomodasi), perlengkapan pesta, dan lain sebagainya
  • dekorasi tempat pernikahan
Hal terpenting yang harus mereka persiapkan adalah acara Ijab (upacara pernikahan sipil), yang melegitimasi kedua pasangan sebagai suami dan istri yang sah.

Hiasan Pernikahan

Sehari sebelum pernikahan, biasanya gerbang rumah pengantin perempuan akan dihiasi janur kuning yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dan daun-daunan:
  • 2 pohon pisang dengan setandan pisang masak pada masing-masing pohon, melambangkan suami yang akan menjadi kepala rumah tangga yang baik dan pasangan yang akan hidup baik dan bahagia dimanapun mereka berada (seperti pohon pisang yang mudah tumbuh dimanapun).
  • Tebu Wulung atau tebu merah, yang berarti keluarga yang mengutamakan pikiran sehat.
  • Cengkir Gading atau buah kelapa muda, yang berarti pasangan suami istri akan saling mencintai dan saling menjagai dan merawat satu sama lain.
  • Berbagai macam daun seperti daun beringin, daun mojo-koro, daun alang-alang, dadap serep, sebagai simbol kedua pengantin akan hidup aman dan keluarga mereka terlindung dari mara bahaya.
Selain itu di atas gerbang rumah juga dipasang bekletepe yaitu hiasan dari daun kelapa untuk mengusir roh-roh jahat dan sebagai tanda bahwa ada acara pernikahan sedang berlangsung di tempat tersebut.
Sebelum Tarub dan janur kuning tersebut dipasang, sesajen atau persembahan sesajian biasanya dipersiapkan terlebih dahulu. Sesajian tersebut antara lain terdiri dari: pisang, kelapa, beras, daging sapi, tempe, buah-buahan, roti, bunga, bermacam-macam minuman termasuk jamu, lampu, dan lainnya.
Arti simbolis dari sesajian ini adalah agar diberkati leluhur dan dilindungi dari roh-roh jahat. Sesajian ini diletakkan di tempat-tempat dimana upacara pernikahan akan dilangsungkan, seperti kamar mandi, dapur, pintu gerbang, di bawah Tarub, di jalanan di dekat rumah, dan sebagainya.
Dekorasi lain yang dipersiapkan adalah Kembar Mayang yang akan digunakan dalam upacara panggih.

Upacara Siraman

Acara yang dilakukan pada siang hari sebelum Ijab atau upacara pernikahan ini bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga. Siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau taman keluarga masing-masing dan dilakukan oleh orang tua atau wakil mereka.
Ada tujuh Pitulungan atau penolong (Pitu artinya tujuh)- biasanya tujuh orang yang dianggap baik atau penting - yang membantu acara ini. Airnya merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut Banyu Perwitosari yang jika memungkinkan diambil dari tujuh mata air dan melambangkan kehidupan. Keluarga pengantin perempuan akan mengirim utusan dengan membawa Banyu Perwitosari ke kediaman keluarga pengantin pria dan menuangkannya di dalam rumah pengantin pria.
Acara siraman diawali oleh orang tua dan ditutup oleh Pemaes yang kemudian dilanjutkan dengan memecahkan kendi.
Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum acara dimulai:
  • Tempat air dari perunggu atau tembaga yang berisi air dari tujuh mata air.
  • Kembang setaman yaitu bunga-bunga seperti mawar, melati, cempaka, kenanga, yang ditaruh di air.
  • Aroma lima warna yang digunakan sebagai sabun.
  • Sabun cuci rambut tradisional dari abu dari merang, santan, dan air asam Jawa.
  • Gayung yang berasal dari kulit kelapa sebagai ciduk air.
  • Kursi yang dilapisi tikar, kain putih, dedaunan, kain lurik untuk tempat duduk pengantin selama prosesi berlangsung.
  • Kain putih untuk dipakai selama upacara siraman.
  • Baju batik untuk dipakai setelah uparaca siraman.
  • Kendi.
  • Sesajian
Sesajian merupakan hal yang dianggap penting dalam upacara Jawa. Sesajian untuk siraman terdiri dari berbagai macam sajian:
  • Tumpeng Robyong, nasi kuning dengan hiasan-hiasan.
  • Tumpeng Gundhul, nasi kuning tanpa hiasan.
  • Makanan seperti ayam, tahu, telur.
  • Buah-buahan seperti pisang dan lain-lain.
  • Kelapan muda.
  • Tujuh macam bubur.
  • Jajanan seperti kue manis, lemper, cendol.
  • Seekor ayam jago
  • Lampu lentera
  • Kembang Telon - tiga macam bunga (kenanga, melati, cempaka).
Urut-urutan acara siraman adalah sebagai berikut:
  • Pengantin pria / perempuan dengan rambut terurai keluar dari kamarnya diiringi oleh orang tuanya masing-masing.
  • Pengantin tersebut berjalan menuju tempat siraman.
  • Beberapa orang berjalan di belakang mereka membawa baju batik, handuk, dan sebagainya.
  • Pengantin tersebut duduk di kursi dan memanjatkan doa.
  • Sang ayah memandikan sang pengantin, disusul oleh sang ibu.
  • Sang pengantin duduk dengan kedua tangan diletakkan di depan dalam posisi berdoa.
  • Mereka menuangkan air ke atas tangannya dan sang pengantin berkumur tiga kali.
  • Lalu mereka menuangkan air ke atas kepalanya, muka, telinga, leher, tangan dan kaki masing masing tiga kali.
  • Setelah orang tua menyelesaikan prosesi siraman disusul oleh empat orang lain yang dianggap penting.
  • Orang terakhir yang memandikan sang pengantin adalah Pemaes atau orang lain yang dianggap spesial. Sang pengantin dimandikan dengan sabun dan shampo (secara simbolik).
  • Setelah itu acara pecah kendi yang dilakukan oleh ibu pengantin perempuan.

Pecah Kendi

Kendi yang digunakan untuk siraman diambil. Ibu pengantin perempuan atau Pameas(untuk siraman pengantin pria) atau orang yang terakhir akan memecahkan kendi dan mengatakan: "Wis Pecah Pamore" - artinya sekarang sang pengantin siap untuk menikah.

Pangkas Rikma lan Tanam Rikma

Acara memotong sedikit rambut pengantin perempuan dan potongan rambut tersebut ditanam di rumah belakang.

Ngerik

Setelah acara Siraman, pengantin perempuan duduk di dalam kamarnya. Pemaes lalu mengeringkan rambutnya dan memberi pewangi di rambutnya. Rambutnya lalu disisir dan digelung atau dibentuk konde. Setelah Pameas mengeringkan wajah dan leher sang pengantin, lalu ia mulai mendandani wajah sang pengantin. Lalu sang pengantin akan dipakaikan baju kebaya dan kain batik. Sesajian untuk upacara Ngerik pada dasarnya sama untuk acara siraman. Biasanya supaya lebih mudah sesajian untuk siraman digunakan / dimasukkan ke kamar pengantin dan dipakai untuk sesajian upacara Ngerik.

Gendhongan

Kedua orang tua pengantin perempuan menggendong anak mereka yang melambangkan ngentaske artinya mengentaskan seorang anak

Dodol Dhawet

Kedua orang tua pengantin wanita berjualan minuman dawet yaitu minuman manis khas Solo, tujuannya agar banyak tamu yang datang.

Temu Panggih

Penyerahan pisang sanggan berupa gedung ayu suruh ayu sebagai tebusan atau syarat untuk pengantin perempuan.

Penyerahan Cikal

Sebagai tanda agar kehidupan mendatang menjadi orang berguna dan tak kurang suatu apapun.

Penyerahan Jago Kisoh

Sebagai tanda melepaskan anak dengan penuh ikhlas.

Tukar Manuk Cengkir Gading

Acara tukar menukar kembang mayang diawali tukar menukar manuk cengkir gading, sebagai simbol agar kedua pengantin menjadi pasangan yang berguna bagi keluarga dan masyarakat

Upacara Midodaren

Acara ini dilakukan pada malam hari sesudah siraman. Midodaren berarti menjadikan sang pengantin perempuan secantik dewi Widodari. Pengantin perempuan akan tinggal di kamarnya mulai dari jam enam sore sampai tengah malam dan ditemani oleh kerabat-kerabatnya yang perempuan. Mereka akan bercakap-cakap dan memberikan nasihat kepada pengantin perempuan.
Orang tua pengantin perempuan akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab suaminya.

Peningsetan

Peningsetan yang berasal dari kata 'singset' atau langsing, memiliki arti untuk mempersatukan; Kedua keluarga mempelai setuju untuk kedua anak mereka disatukan dalam tali pernikahan. Keluarga pengantin pria datang berkunjung ke kediaman keluarga pengantin perempuan membawa berbagai macam hadiah:
  • Satu set Suruh Ayu (semacam daun yang wangi), mendoakan keselamatan.
  • Pakaian batik dengan motif yang berbeda-beda, mendoakan kebahagiaan.
  • Kain kebaya, mendoakan kebahagiaan.
  • Ikat pinggang kain (setagen) bewarna putih, melambangkan kemauan yang kuat dari mempelai perempuan
  • Buah-buahan, mendoakan kesehatan.
  • Beras, gula, garam, minyak, dll, melambangkan kebutuhan hidup sehari-hari.
  • Sepasang cincin untuk kedua mempelai.
  • Sejumlah uang untuk digunakan di acara pernikahan.
Acara ini disebut juga acara serah-serahan - bisa diartikan sang calon mempelai perempuan 'diserahkan' kepada keluarga calon mempelai pria sebagai menantu mereka atau calon mempelai pria nyantri di kediaman keluarga calon mempelai perempuan.
Pada masa kini, demi alasan kepraktisan, kedua belah pihak kadang-kadang dapat berbicara langsung tanpa upacara apapun. Selain menghemat waktu dan uang, juga langsung pada pokok persoalan.
Sesajian untuk upacara midodaren:
  • Nasi dimasak dengan santan.
  • Ayam inkung yang telah dimasak
  • Bumbu sayuran
  • Kembang telon
  • Teh dan kopi pahit
  • Minuman kelapa muda dengan gula kelapa
  • Lampu lentera yang dinyalakan
  • Pisang Raja
  • Kembang setaman
  • Lemper, kue
  • Rokok dan kretek
Barang-barang yang ditaruh di kamar pengantin:
  • Satu set Kembar Mayang.
  • Dua kendi yang diisi bumbu, jamu, beras, kacang, dll, dan ditutupi kain batik.
  • Dua kendi yang berisi air kembang setaman ditutupi daun dadap serep.
  • Ukub yaitu sebuah nampan berisi wangi-wangian daun dan bunga yang diletakkan di bawah tempat tidur.
  • Suruh Ayu
  • Kacang
  • Tujuh macam kain tradisional.
Makanan sesajian dapat dikeluarkan dari kamar setelah tengah malam. Sanak keluarga dan para tamu dapat memakannya. Pada zaman dahulu, acara temu keluarga antara kedua keluarga pengantin dilakukan setelah tengah malam, namun sekarang ini, dengan alasan kepraktisan, kedua keluarga dapat bertemu seperti yang disebutkan di atas.

Nyantri

Selama acara midodaren berlangsung, calon mempelai pria tidak boleh masuk menemui keluarga calon mempelai perempuan. Selama keluarganya berada di dalam rumah, ia hanya boleh duduk di depan rumah ditemani oleh beberapa teman atau anggota keluarga. Dalam kurun waktu itu, ia hanya boleh diberi segelas air, dan tidak diperbolehkan merokok. Sang calon mempelai pria baru boleh makan setelah tengah malam. Hal itu merupakan pelajaran bahwa ia harus dapat menahan lapar dan godaan. Sebelum keluarganya meninggalkan rumah tersebut, kedua orang tuanya akan menitipkan anak mereka kepada keluarga calon mempelai perempuan, dan malam itu sang calon mempelai pria tidak akan pulang ke rumah. Setelah mereka keluar dari rumah dan pulan, calon mempelai pria diijinkan masuk ke rumah namun tidak diijinkan masuk ke kamar pengantin. Calon mertuanya akan mengatur tempat tinggalnya malam itu. Ini disebut dengan Nyantri. Nyantri dilakukan untuk alasan keamanan dan praktis, mengingat bahwa besok paginya calon pengantin akan didandani dan dipersiapkan untuk acara Ijab dan acara-acara lainnya.

Upacara Ijab

Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ini disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.
Busana Pengantin dalam Upacara Pernikahan adat Surakarta terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Basahan, Solo Putri, dan Solo Muslim. Busana Basahan awalnya mirip busana Tari Budhaya Ketawang di keraton. Namun, akhirnya meskipun tarian tersebut sangat sakral, tetapi sudah diijinkan untuk dikenakan oleh pengantin sekarang. Sedangkan untuk Solo Putri, untuk rias wajah mirip Busana Basahan, hanya busana yang dikenakan sangatlah berbeda. Solo Muslim ialah kreasi variatif dari Solo Putri yang dipadukan dengan jilbab zaman sekarang.

Pawai (untuk anggota kerajaan)

Untuk pernikahan anggota kerajaan Surakarta, setelah upacara panggih diakhiri dengan pawai yang meriah agar seluruh warga kota Solo dapat melihat anggota kerajaan yang baru menikah. Pada acara ini seluruh anggota keraton termasuk tentara keraton berpakaian serba tradisional.
Jika yang menikah adalah seorang pangeran, maka sang pangeran mengendarai kuda di bagian paling belakang pawai, di belakang kereta kerajaan yang berisi sang istri pangeran.
Prosesi pawai mengelilingi halaman keraton selama satu kali kemudian iring-iringan akan memasuki halaman keraton.
Upacara panggih/temu (mengawali acara resepsi) Pada upacara ini kembar mayang akan dibawa keluar rumah dan diletakan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat. Kembar mayang adalah karangan bunga yang terdiri dari daun-daun pohon kelapa yang ditancapkan ke sebatang tanggul kelapa. Dekorasi ini memiliki makna yang luas:
  • Berbentuk seperti gunung, tinggi dan luas, melambangkan seorang laki-laki harus berpengetahuan luas, berpengalaman, dan sabar.
  • Hiasan menyerupai keris, pasangan harus berhati-hati di dalam hidup mereka.
  • Hiasan menyerupai cemeti, pasangan harus selalu berpikir positif dengan harapan untuk hidup bahagia.
  • Hiasan menyerupai payung, pasangan harus melindungi keluarga mereka.
  • Hiasan menyerupai belalang, pasangan harus tangkas, berpikir cepat dan mengambil keputusan untuk keselamatan keluarga mereka.
  • Hiasan menyerupai burung, pasangan harus memiliki tujuan hidup yang tinggi.
  • Daun beringin, pasangan harus selalu melindungi keluarga mereka dan orang lain.
  • Daun kruton, melindungi pasangan pengantin dari roh-roh jahat.
  • Daun dadap serep, daun ini dapat menjadi obat turun panas, menandakan pasangan harus selalu berpikiran jernih dan tenang dalam menghadapi segala permasalahan (menenangkan perasaan dan mendinginkan kepala).
  • Bunga Patra Manggala, digunakan untuk mempercantik hiasan kembar mayang.
Sebagai hiasan, sepasang kembar mayang diletakkan di samping kanan dan kiri tempat duduk pengantin selama resepsi pernikahan. Kembar mayang hanya digunakan jika pasangan pengantin belum pernah menikah sebelumnya.
Setelah itu pengantin laki-laki (dengan ditemani kerabat dekatnya (orang tuanya tidak boleh menemaninya dalam acara ini) tiba di depan gerbang rumah pengantin perempuan dan pengantin perempuan keluar dari kamar pengantin dengan diapit oleh dua orang tetua perempuan dan diikuti dengan orang tua dan keluarganya. Di depannya dua anak perempuan (yang disebut Patah) berjalan dan dua remaja laki-laki berjalan membawa kembar mayang dan kemudian melanjutkan upacara dengan melakukan beberapa ritual:
Balangan Suruh Pada saat jarak mereka sekitar tiga meter, mereka saling melempar tujuh bungusan yang berisi daun sirih, jeruk, yang ditali dengan benang putih. Mereka melempar dengan penuh semangat dan tertawa. Dengan melempar daun sirih satu sama lain, menandakan bahwa mereka adalah manusia, bukan makhluk jadi-jadian yang menyamar jadi pengantin. Selain itu ritual ini juga melambangkan cinta kasih dan kesetiaan.
Wiji Dadi Mempelai laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah dengan kaki kanan, kemudian pengantin perempuan akan membasuh kaki sang suami dengan air bunga. Proses ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan istri yang taat melayani suaminya
Pupuk Ibu pengantin perempuan yang mengusap pengantin laki-laki sebagai tanda ikhlas menerimanya sebagai bagian dari keluarga.
Sindur Binayang Di dalam ritual ini ayah pengantin perempuan menuntun pasangan pengantin ke kursi pelaminan, ibu pengantin perempuan menyampirkan kain sindur sebagai tanda bahwa sang ayah menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan sang ibu memberikan dukungan moral.
Timbang / Pangkon Di dalam ritual ini pasangan pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin perempuan, dan sang ayah akan berkata bahwa berat mereka sama, berarti bahwa cinta mereka sama-sama kuat dan juga sebagai tanda kasih sayang orang tua terhadap anak dan menantu sama besarnya.
Tanem Di dalam ritual ini ayah pengantin perempuan mendudukkan pasangan pengantin di kursi pengantin sebagai tanda merestui pernikahan mereka dan memberikan berkat.
Tukar Kalpika Mula-mula, pengantin pria meninggalkan kamarnya dengan diapit oleh anggota laki-laki keluarga (saudara laki-laki dan paman-paman). Seorang anggota keluarga yang dihormati terpilih untuk berperan sebagai kepala rombongan.
Pada waktu yang sama, pengantin perempuan juga meninggalkan kamar sambil diapit oleh bibi-bibinya untuk menemui pengantin pria. Sekarang kedua pengantin duduk di meja dengan wakil-wakil dari masing-masing keluarga, dan kemudian saling menukarkan cincin sebagai tanda cinta.
Kacar-kucur / Tampa Kaya / Tandur Dengan bantuan Pemaes, pasangan pengantin berjalan dengan memegang jari kelingking pasangannya, ke tempat ritual kacar-kucur atau tampa kaya. Pengantin pria akan menuangkan kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan, bunga dan uang logam (jumlahnya harus genap) ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah. Pengantin perempuan menerima hadiah ini dengan dibungkus kain putih yang ada di pangkuannya sebagai simbol istri yang baik dan peduli.
Dahar Kembul / Dahar Walimah Kedua pengantin saling menyuapi nasi satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah dan senang dan saling menikmati milik mereka bersama. Pemaes akan memberikan sebuah piring kepada pengantin perempuan (berisi nasi kuning, telur goreng, kedelai, tempe, abon, dan hati ayam). Pertama-tama, pengantin pria membuat tiga bulatan nasi dengan tangan kanannya dan menyuapkannya ke mulut pengantin perempuan. Setelah itu ganti pengantin perempuan yang menyuapi pengantin pria. Setelah makan, mereka lalu minum teh manis.
Rujak Degan Acara pembuka untuk anak pertama, memohon supaya segera memiliki anak. Rujak degan artinya agar dalam pernikahan selalu sehat sejahtera.
Bubak Kawah Acara perebutan alat-alat dapur untuk anak pertama. Artinya agar pernikahan keduanya sehat dan sejahtera.
Tumplak Punjen Acara awal untuk anak bungsu. Artinya segala kekayaan ditumpahkan karena menantu yang terakhir.
Mertui Orang tua pengantin perempuan menjemput orang tua pengantin laki-laki di depan rumah untuk berjalan bersama menuju tempat upacara. Kedua ibu berjalan di muka, kedua ayah di belakang. Orang tua pengantin pria duduk di sebelah kiri pasangan pengantin, dan sebaliknya.
Sungkeman Kedua pengantin bersujud memohon restu dari masing-masing orang tua. Pertama-tama ayah dan ibu pengantin perempuan, kemudian baru ayah dan ibu pengantin pria. Selama sungkeman, Pemaes mengambil keris dari pengantin pria, dan setelah sungkeman baru dikembalikan lagi.
Resepsi Setelah semua upacara selesai dilakukan, saatnya untuk resepsi pernikahan dan para tamu mulai makan dan minum makanan tradisional Solo dengan disertai tari tradisional Jawa dan musik gamelan. Acara foto-foto dan salam-salaman dengan kedua pengantin juga dilangsungkan.


Masakan Jawa

Masakan Jawa adalah masakan khas yang berasal dari pulau Jawa, kecuali Jawa Barat yang mempunyai kekhasan khusus sebagai Masakan Sunda. Masakan Jawa tersedia di Warung Tegal. Masakan Jawa tempe menjadi masakan internasional dan menjadi satu satunya masakan Indonesia yang tidak terpengaruh oleh masakan Tionghoa, masakan India, atau masakan Arab.

Jawa Tengah

Yogyakarta

Jawa Timur