Nasi gandul adalah masakan khas yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah, Indonesia yang sepintas mirip dengan Semur Daging dan Gulai.
Dinamakan nasi gandul karena pada awalnya penjual masakan ini membawa
barang dagangannya dengan cara dipanggul dengan mengunakan bambu yang di ujung ujung bambu itu diikatkan bakul nasi
pada satu sisi dan kuali tempat kuah pada sisi yang lain, sehingga saat
penjual masakan ini berjalan memanggul bambu ini di pundaknya untuk
menjajakan masakannya, kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan
kuali kuah secara menggantung (gandul).
Pada awalnya penjual nasi gandul ini berasal dari desa Gajah mati, Pati;
itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati.
Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak
berasal dari desa Gajahmati tetap menuliskan kata desa Gajahmati pada
spanduk tempat makan mereka.
Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring dialasi dengan daun pisang. Makannya juga tidak menggunakan sendok, melainkan suru,
yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk
digunakan sebagai penganti sendok. Namun biasanya para penjual nasi
gandul tetap menyediakan sendok maupun garpu untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
Saat membeli nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging sapi.
Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat
meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang
tersedia pada nasi gandul adalah: tempe goreng, perkedel, telor bacem, daging sapi, dan jerohan sapi. Tambahan lauk ini dapat dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli.
No comments:
Post a Comment